anda pembaca ke....

berita favorit

Sabtu, 03 Januari 2015

Cerpen Cita dan Cinta



Cita dan Cinta
oleh : ani m
            Papantulis putih itu telah penuh dengan coretan  guru yang dengan semangat empatlima menyampaikan semua ilmu yang dia punya. Sekilas menengok kebelakang, siswa siswa itu memperhatian Pak Marno dengan serius, penuh dengan asa untuk meraih cita. Tak terkecuali Randi. Anak konglonmerat, pemilik sekolah tempat dia belajar saat ini. Orang paling terkenal seantero sekolah karena kecuekannya. Ya, Randi adalah aktifis berbagai organisasi di sekolahnya.
Ya, anak anak sekarang kerjakan latihan 4, halaman 43.” Kata Pak Marno.
Iya, pak” serentak siswa siswa itu menjawab. Semua siswa mengerjakan soal yang berada dibuku. Terkecuali Randi. Dia sibuk dengan gadget yang dia pegang saat ini. Tidak tau dia senang membuka apa. Randi tetap asyik berkutat dengan gadgetnya dan tanpa disadari Pak Marno melihat dan menegur Randi.
Randi! Sekarang maju dan kerjakan latihan 4 dipapantulis.” Bentak Pak Marno.
Randi terlihat kaget, namun dia tetap tenang dan maju kedepan untuk mengerjakan soal yang diberikan Pak Marno. Dan betapa kagumnya Pak Marno disaat Randi dapat mengerjakan semua soal yang diberikan. Semua siswa bertepuk tangan kepada Randi. Dan bel pulang pun berbunyi, menambah keriuhan siswa. Serentak semua siswa bersiap untuk pulang dan segera beranjak pulang.
            Randi berjalan dikoridor sekolah dan tanpa sengaja dia bertemu dengan agni, adik kelas yang katanya suka dengan randi. Dengan sumringah agni mendekati dan menyapa randi.
Hai kak Randi.Sapa Agni ceria
Hai. Ada apa Ag?” Jawab Randi sambil tetap berjalan.
Hehe. Cuman pengen nyapa aja kok.” Kata Agni.
Oh. Udah ya? Aku buru buru nih.” Ucap Randi cuek.
Yah, kok buru buru sih kak? Tanya Agni.
Dan tanpa sepatah katapun Randi meninggalkan Agni. Agni terlihat kecewa dengan kejadian tersebut. Dia pun pergi dengan raut wajah yang sedih.
//////
            Hari demi hari telah pergi, waktupun seperti berlari mengejar sesuatu yang tidak pasti. Tanpa disadari ujian pun datang, Randi dan teman temannya melaksanakan ujian dengan dramatis. Betapa sulitnya soal ujian yang dihadapi, betapa anehnya soal soal yang dibuat oleh para dosen. Namun saat pengumuman SNMPTN jalur undangan sekolah Randi Berjaya. Banyak siswa yang di terima diperguruan tinggi tanpa tes. Tetapi kesenangan itu tidak berpihak kepada Randi. Dia tidak sedang beruntung, dia tidak diterima di perguruan tinggi tanpa tes. Disaat teman temannya bergembira, Randi hanya duduk dikursi depan kelasnya dengan muka yang tampak sedih, kusut dan galau.
Disisi lain, Agni melihat kejadian tersebut. Agni melihat Randi dengan rasa iba. Ingin sekali rasanya Agni mendekat dan menghibur Randi. Namun, niat itu dia urungkan karena banyak teman Randi yang sedang berada disampingnya. Agni hanya bisa melihat dari jauh.
Agni, ngapain kamu disini? Tanya Fara, teman Agni.
Eh? Ngagetin aja sih.” Jawab Agni sebal.
Abis kamu bengong mulu. Lagi liatin kak Randi ya? Goda Fara.
Sttt…. Ntar ketahuan Fara!” kata Agni sambil menarik Fara menjauh.
Haha. Tapi ngapain sih kamu suka sama kak Randi? Dia kan cuek?” Tanya Fara
Nggak bisa dijelasin Fara. Kan cinta itu buta. Haha.Jawab Agni cengingisan.
Tapi aku setuju kok. Kan kak Randi calon imam yang baik. Hahaha.Kata Fara.
Hahaha, udah ah yuk. Kita ke kelas aja?” Ajak Agni.
Agni dan Fara pun kembali kekelasnya.
            Sepulang sekolah Agni melihat Randi masih dengan raut wajahnya yang kusut. Agni tidak tega melihat orang yang disayanginya bersedih. Namun, tiba tiba seorang perempuan cantik datang menghampiri Randi dan duduk desebelahnya. Dia adalah Tiara, teman sekelas Randi. Tiara menghibur Randi dan memegang tangan Randi. Agni semakin tiIdak tega melihat hal tersebut. Walaupun Agni tidak dapat mendengar percakapan mereka, namun Agni bisa merasakan bahwa Randi senang berada disamping Tiara. Dada Agni sesak, air matanya seakan berrebut untuk keluar. Agni mengusap air matanya dan beranjak pergi serta mempercepat langkahnya agar cepat cepat menjauh dari tempat itu.
            Sesampai dirumah, Agni masih memikirkan kejadian tadi sore. Agni bertanya Tanya ada apa antara randi dan tiara.? Kenapa randi begitu bahagia berada disamping tiara? Agni menutup wajahnya dengan bantal. Agni kesal karena dia tidak bisa melupakan kejadian itu. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk sms Randi.
From : Agni
Hay kak, kakak jangan galau ya? Masih ada kesempatan yang lain kok. J
Dada Agni berdebar menunggu balasan dari randi. Dan kringg king
From : kak Randi
Iya, makasi. Aku nggak galau. Nggak kya kamu yg galauan :p
Hati Agni bergejolak. Randi masih ingat hal hal yang sering dilakukan Agni dahulu. Ya, dulu mereka memang dekat. Namun karena suatu hal Randi menjauhi Agni.

From : Agni
Haha. Keep fighting ya kak. J
Btw, tadi sama kak Tiara ngapain? Adakah something?
Agni menunggu sejenak dan kring kring
From : Kak Randi
Nggak ngapa2in. tmen doang.
Agni membalas
From : Agni
Ah masak sih? Tapi romantic lohhh. Hihi.
Tak sadar Agni meneteskan air matanya. Agni berbohong, dia sebenarnya sakit melihat mereka berdua. Tapi perasaan itu dia kubur dalam dalam agar Randi tidak semakin menjauhinya. Setelah sekian lama menunggu, tidak ada bunyi sms, tidak ada balasan sms dari Randi. Agni sangat kecewa mengetahui hal tersebut. Dia berniat untuk minta maaf pada Randi esok hari.
//////
            Keesokan harinya,saat Agni berjalan menuju kekekasnya. Dia melihat Randi berada di depan kelasnya. Tanpa basa basi agni menghampiri Randi
"Kak Randi?" Kata Agni sambil mendekati Randi. Randi menoleh namun dia berusaha menghindar dari Agni.
"Kak Randi, aku cuma mau minta maaf." Kata Agni  
"Buat?" Jawab Randi ketus.
"Buat yang tadi malem. Masalah kak Tiara." Kata Agni.
"Udahlah." Jawab Randi singkat.
"Kak jangan marah ya? Aku nggak ada maksud apa apa kok." Kata Agni.
"Agni cukup! Aku risih sama kamu." Betak Randi
"Maaf kak" Kata Agni lirih. Hati Agni bagai tersambar petir. Matanya mulai penuh dengan air mata namun dia tetap berusaha menahannya agar tidak keluar dari matanya.
"Iya, tapi nggak gini caranya. Kaya anak kecil tau nggak? Aku udah pusing mikir mau kuliah dmana. Dan sekarang ditambah sama masalah nggak penting kaya gini, bikin kepala tambah pusing." Jelas Randi panjang lebar.
"Maaf kak." Agni menangis
Tiba tiba Tiara datang.
"Randi, kamu apain Agni? Tanya Tiara
"Nggak kok kak. Aku ke kelas dulu ya?" Kata Agni sambil mengusap airmatanya.
Agni pun pergi.
"Gila kamu Ran!" Tiara marah
"Apa lagi?" Tanya Randi.
"Tuh cewek suka sama kamu." Kata Tiara.
"Udah tau, tapi dia tuh over, Ra." Kata Randi
"Dia tuh gak over, tapi dia itu perhatian sama kamu. Jarang ada cewek care banget sama cowok yang dia suka. Harusnya kamu bersyukur di sukai sama tuh cewek." Jelas Tiara panjang. "Ra, aku pengen fokus sekolah. Kamu tau kan aku belum dapet kampus?" Kata Randi.
"Kamu tuh munafik nek bilang gak butuh dia. Iya aku tau kamu belum dapet kampus. Tapi setidaknya kamu hargain dia, Ran" Kata Tiara.
"Dia ngira kita ada hubungan" Kata Randi menyerah.
"Haha, aku udah tau dari awal." Kata Tiara.
Akhirnya mereka berbicara panjang lebar tentang cita dan cinta. Dua hal yang tidak dapat dipisahkan namun juga tidak dapat disatukan. Cita, cita yang harus diraih dan diperjuangkan untuk masa yang akan datang. Dan cinta, suatu hal yang mungkin tak semua orang bisa merasakannya. Cinta yang tak terlihat namun dapat mematikan. Mematikan sebuah hati yang telah jatuh dan tersakiti.
Keesokannharinya, Randi mengikuti ujian tertulis masuk perguruan tinggi negri. Namun saat pengumuman tes Randi kecewa lagi. Randi tidak diterima. Dan kali ini randi benar benar kecewa. Dia sudah tidak punya pilihan lain selain masuk perguruan tinggi swasta pilihan ayahnya.
Hari itu Randi kesekolah untuk meminta nasihat dari Tiara dan guru BK di sekolahnya. Saat Randi ingin memasuki ruang BK dia berpapasan dengan Agni dan Fara. Namun Agni hanya diam. Tak seperti biasanya yang dengan ceria selalu menyapa Randi. Randi kehilangan senyum ceria itu. Senyum ceria dari cewek yang selalu mengganggu hidupnya. Bukan, bukan mengganggu tapi tepatnya memberi perhatian lebih kepada Randi. Agni berlalu begitu saja tanpa menghiraukan adanya Randi dan Randi masuk kedalam ruang BK. Agni memegang erat tangan Fara dan seketika itu juga Agni menenets kan air matanya.
"Loh, Agni kenapa?"tanya Fara.
Namun Agni hanya diam dan tetap menangis.
"Sini sini duduk dulu. Cerita sama aku." Kata Fara sambil mengajak Agni duduk.
"Aku nggak bisa lupain kak Randi, Ra." Kata Agni dalam isaknya.
"Udahlah Agni, lupain kejadian yang kemaren. Mungkin kak Randi lagi pusing beneran. Kamu tenang aja, nek besok udah agak baikan baru kamu tegur sapa lagi." Jelas Fara.
"Tapi gimana kalau dia bener bener marah sama aku?" Tanya Agni
"Enggak. Yakin sama aku. Kamu juga harus maklum sama kak Randi. Sekarang aja dia nggak diterima lagi di perguruan tingi negeri. Harusnya kamu kasih semangat ke dia." Kata Fara.
///////
Randi tidak putus asa. Hari ini Randi belajar untuk persiapan menghadapi ujian masuk perguruan tinggi swasta pilihan ayahnya. Kali ini Randi ditemani Tiara. Sebenarnya Randi bukanlah orang yang bodoh tapi mungkin dewi fortuna belum memihak kepadanya. Walaupun Randi sudah tidak dapat masuk perguruan tinggi negeri dia tidak menyerah, dia tetap semangat untuk meraih citanya. Meskipun masih ada secerca rasa kecewa didalam hatinya. Saat Randi sibuk belajar, tiba tiba kring kring. Hp Randi berbunyi.
From : Agni
Keep fighthing ya kak Randi. Semoga sukses. :)
Randi terdiam
“Dari siapa Ran?” Tanya Tiara.
“Agni, Ra.” Jawab Randi datar.
“What??” Tiara merebut hp yang dipegang Randi.
“Gila. Sikat aja Ran!” Seru Tiara.
“Hah?” Randi terkejut.
“Nih cewek beneran tulus sama kamu. Buktinya dia masih care sama kamu walaupun kemaren dia udah kamu buat nangis.” Kata Tiara.
“Terus aku harus gimana?” tanya Randi
Akhirnya Tiara menceramahi randi panjang lebar.
            Keesokan harinya Randi mengikuti tes untuk masuk perguruan tinggi. Randi mengikuti ujian dengan khusyuk dan tenang. Randi sangat optimis dia dapat masuk perguruan tinggi swasta pilihan ayahnya. Dan hari pengumuman pun tiba, begitu bahagianya randi melihat namanya tercantum dalam daftar nama siswa yang diterima di perguruan tinggi UAD jurusan pendidikan matematika. Randi merayakan keberhasilannya bersama tiara dengan makan bersama.
“Hahaha, conratulate bro.” Kata Tiara.
“Thanks” Kata Randi.
“Btw, gimana Agni?” Tanya Tiara.
“Masih gini gini aja, Ra.” Jawab Randi
“Buruan sms dia?” Perintah Tiara.
“Buat apa? Ngapain?” Tanya Randi.
“Ajak ketemu. Kamu minta maaf sama dia.” Kata Tiara.
“Kok jadi aku sih? Kata Randi.
Tiba tiba kring kring hp randi berbunyi tanda sms masuk. Randi membuka hp nya dan ternyata dari Agni.
From : Agni
Conratulasion ya kak. Aku ikut seneng J semoga sukses.
“Tuh kan dia lagi. Sadar dong Ran, sadar! Dia itu tulus sama kamu. Buruan bales.” Sambar Tiara.
“Iya iya.” Jawab Randi. Randi mengetik sms untuk Agni.
From : Randi
Iya makasih Agni. Sukses juga buat kamu.
Randi menekan tombol sent. Setelah beberapa lama Agni tidak membalas pesan dari randi. Mungkin Agni sudah lelah dengan apa yang telah terjadi semua ini. Randi berharap harap cemas menunggu balasan Agni. Tak terasa randi masuk dalam belenggu cinta Agni yang rumit.
“Gimana?” Tanya Tiara.
“Nggak dibales.” Jawab Randi lemah.
“Mana hape kamu? Tak smsin.” Kata Tiara. Tiara pun megirim sms pada Agni.
From : Randi
Agni ayo keluar, aku pengen ngomong sesuatu.
Mungkin di ujung jauh disana Agni sedang bergetar hatinya. Tak lama kemudian Agni membalas sms dari Randi.
From : Agni
Kemana kak?
From : Randi
Cafe estaria, sekarang ya? Tak tunggu
From : Agni
Iya kak.
Randi pamit pada Tiara dan langsung menuju tempat yang sudah dia sebutkan tadi.
Disana Randi telah mendapati Agni duduk disalah satu tempat dan telah ada dua minuman di depannya. Randi langsung menyapanya.
“Maaf lama.” Sapa Randi.
“Nggak apa kak.” Jawab Agni sambil menyunggingkan senyum gingsulnya.
“oya, aku mau minta maaf soal kejadian yang kemaren kemaren. Yang selalu cuek, yang selalu marahin kamu.” Kata Randi to the point.
“Haha. Udah lupa kali kak sama kejadian itu.” Jawab Agni
Dada Randi bergetar. Randi bertaya tanya apakah Agni telah berrubah hati ataukah Agni membencinya. Semua pertanyaan itu ada dibenak Randi. Ya. Randi mungkin sudah mencapai cita yang dia dambakan selama ini walaupun harus meraih cita di perguruan tinggi pilihan ayahnya. Tapi kali ini randi gagal lagi, bukan dalam hal cita, tapi cinta. Mungkin Agni sudah sudah lupa akan semuannya. Mungkin Agni sudah tidak akan mengganggu Randi dengan sapaaan cerianya tiap pagi. Mungkin Agni telah sadar bahwa Randi hanya menyampakkannya. Hanya agni yang tau.

UNSUR INTRINSIK
1. Tema : percintaan
2. Tokoh dan penokohan
Tokoh :
Ø  Randi       : cuek, tidak mudah putus asa.
Ø  Agni         : ceria, cengeng, tidak mudah putus asa
Ø  Fara          : baik
Ø  Tiara         : baik
Ø  Pak marno : tegas
Penokohan :
Ø  Randi
Cuek : Orang paling terkenal seantero sekolah karena kecuekannya.
Tidak mudah putus asa : Randi tidak putus asa.
Ø  Agni
Ceria : Hai kak Randi.Sapa Agni ceria
Cengeng : Tak sadar Agni meneteskan air matanya.
Tidak mudah putus asa : “Nih cewek beneran tulus sama kamu. Buktinya dia masih care sama kamu walaupun kemaren dia udah kamu buat nangis.” Kata Tiara.
Ø  Fara
Baik : "Sini sini duduk dulu. Cerita sama aku." Kata fara sambil mengajak agni duduk.
Ø  Tiara
Baik : Tiara menghibur Randi dan memegang tangan Randi.
Ø  Pak Marno
Tegas : Randi! Sekarang maju dan kerjakan latihan 4 dipapantulis.” Bentak Pak Marno.
3. Latar
Ø  Waktu : hari itu, keesokkan harinya, sore itu, hari ini.
Ø  Tempat : ruang kelas, depan ruang BK, depan ruang kelas, koridor sekolah, cafe estaria
Ø  Suasana : menegangkan, mengharukan, menggembirakan.
4. Sudut pandang : orang ketiga serba tau.
5. Alur : maju
6. Amanat : jangan pernah putus asa dalam meraih cita maupun cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar