Cita
dan Cinta
oleh : ani m
Papantulis putih itu telah penuh
dengan coretan guru yang dengan semangat
empatlima menyampaikan semua ilmu yang dia punya. Sekilas menengok kebelakang,
siswa siswa itu memperhatian Pak
Marno dengan serius, penuh dengan asa
untuk meraih cita. Tak terkecuali Randi.
Anak konglonmerat, pemilik sekolah tempat dia belajar saat ini. Orang paling
terkenal seantero sekolah karena kecuekannya.
Ya, Randi adalah
aktifis berbagai organisasi di sekolahnya.
“Ya, anak anak sekarang kerjakan latihan
4, halaman 43.” Kata Pak
Marno.
“Iya, pak” serentak siswa siswa itu
menjawab. Semua siswa mengerjakan soal yang berada dibuku. Terkecuali Randi. Dia sibuk dengan gadget yang dia
pegang saat ini. Tidak tau dia senang membuka apa. Randi tetap asyik berkutat
dengan gadgetnya dan tanpa disadari Pak
Marno melihat dan menegur Randi.
“Randi! Sekarang maju dan kerjakan latihan
4 dipapantulis.” Bentak Pak
Marno.
Randi
terlihat kaget, namun dia tetap tenang dan maju kedepan untuk mengerjakan soal
yang diberikan Pak
Marno. Dan betapa kagumnya Pak Marno disaat Randi dapat mengerjakan semua soal yang
diberikan. Semua siswa bertepuk tangan kepada Randi. Dan bel pulang pun berbunyi,
menambah keriuhan siswa. Serentak semua siswa bersiap untuk pulang dan segera
beranjak pulang.
Randi berjalan dikoridor sekolah dan
tanpa sengaja dia bertemu dengan agni, adik kelas yang katanya suka dengan
randi. Dengan sumringah agni mendekati dan menyapa randi.
“Hai kak Randi.” Sapa
Agni ceria
“Hai. Ada apa Ag?” Jawab Randi sambil tetap berjalan.
“Hehe. Cuman pengen nyapa aja kok.” Kata Agni.
“Oh. Udah ya? Aku buru buru nih.” Ucap Randi cuek.
“Yah, kok buru buru sih kak? Tanya Agni.
Dan
tanpa sepatah katapun Randi
meninggalkan Agni.
Agni terlihat kecewa dengan kejadian tersebut. Dia pun pergi dengan raut wajah
yang sedih.
//////
Hari demi hari telah pergi, waktupun
seperti berlari mengejar sesuatu yang tidak pasti. Tanpa disadari ujian pun datang, Randi dan teman temannya melaksanakan
ujian dengan dramatis. Betapa sulitnya soal ujian yang dihadapi, betapa anehnya
soal soal yang dibuat oleh para dosen. Namun saat pengumuman SNMPTN jalur
undangan sekolah Randi
Berjaya. Banyak siswa yang di terima diperguruan tinggi tanpa tes. Tetapi
kesenangan itu tidak berpihak kepada Randi.
Dia tidak sedang beruntung, dia tidak diterima di perguruan tinggi tanpa tes.
Disaat teman temannya bergembira, Randi
hanya duduk dikursi depan kelasnya dengan muka yang tampak sedih, kusut dan
galau.
Disisi lain, Agni
melihat kejadian tersebut. Agni melihat Randi
dengan rasa iba. Ingin sekali rasanya Agni
mendekat dan menghibur Randi.
Namun, niat itu dia urungkan karena banyak teman Randi yang sedang berada disampingnya.
Agni hanya bisa melihat dari jauh.
“Agni, ngapain kamu disini? Tanya Fara, teman Agni.
“Eh? Ngagetin aja sih.” Jawab Agni sebal.
“Abis kamu bengong mulu. Lagi liatin kak Randi ya? Goda Fara.
“Sttt…. Ntar ketahuan Fara!” kata Agni sambil menarik Fara menjauh.
“Haha. Tapi ngapain sih kamu suka sama kak
Randi? Dia kan cuek?” Tanya Fara
“Nggak bisa dijelasin Fara. Kan cinta itu buta. Haha.” Jawab
Agni cengingisan.
“Tapi aku setuju kok. Kan kak Randi calon imam yang baik. Hahaha.” Kata
Fara.
“Hahaha, udah ah yuk. Kita ke kelas aja?” Ajak Agni.
Agni
dan Fara pun kembali
kekelasnya.
Sepulang sekolah Agni melihat Randi masih dengan raut wajahnya yang
kusut. Agni tidak tega melihat orang yang disayanginya bersedih. Namun, tiba
tiba seorang perempuan cantik datang
menghampiri Randi
dan duduk desebelahnya. Dia adalah Tiara,
teman sekelas Randi.
Tiara menghibur Randi
dan memegang tangan Randi.
Agni semakin tiIdak
tega melihat hal tersebut. Walaupun Agni
tidak dapat mendengar percakapan mereka, namun Agni bisa merasakan bahwa Randi senang berada disamping Tiara. Dada Agni sesak, air matanya seakan berrebut
untuk keluar. Agni mengusap air matanya dan beranjak pergi serta mempercepat
langkahnya agar cepat cepat menjauh dari
tempat itu.
Sesampai dirumah, Agni masih memikirkan kejadian tadi sore.
Agni bertanya Tanya ada apa antara randi dan tiara.? Kenapa randi begitu
bahagia berada disamping tiara? Agni menutup wajahnya dengan bantal. Agni kesal
karena dia tidak bisa melupakan kejadian itu. Sampai akhirnya dia memutuskan
untuk sms Randi.
From : Agni
Hay kak, kakak jangan
galau ya? Masih ada kesempatan yang lain kok. J
Dada
Agni berdebar menunggu balasan dari
randi. Dan kringg king
From : kak Randi
Iya, makasi. Aku nggak
galau. Nggak kya kamu yg galauan :p
Hati
Agni bergejolak. Randi masih ingat hal
hal yang sering dilakukan Agni
dahulu. Ya, dulu mereka memang dekat. Namun karena suatu hal Randi menjauhi Agni.
From : Agni
Haha. Keep fighting ya
kak.
J
Btw, tadi sama kak Tiara ngapain? Adakah
something?
Agni
menunggu sejenak dan kring kring
From : Kak Randi
Nggak ngapa2in. tmen
doang.
Agni
membalas
From : Agni
Ah masak sih? Tapi
romantic lohhh. Hihi.
Tak
sadar Agni meneteskan
air matanya. Agni berbohong, dia sebenarnya sakit melihat mereka berdua. Tapi
perasaan itu dia kubur dalam dalam agar Randi
tidak semakin menjauhinya. Setelah sekian lama menunggu, tidak ada bunyi sms,
tidak ada balasan sms dari Randi.
Agni sangat kecewa mengetahui hal tersebut. Dia berniat untuk minta maaf pada Randi esok hari.
//////
Keesokan harinya,saat Agni berjalan menuju kekekasnya. Dia
melihat Randi berada di depan
kelasnya. Tanpa basa basi agni menghampiri Randi
"Kak Randi?" Kata Agni sambil mendekati Randi. Randi menoleh namun
dia berusaha menghindar dari Agni.
"Kak Randi, aku cuma mau minta
maaf." Kata Agni
"Buat?" Jawab Randi ketus.
"Buat yang tadi
malem. Masalah kak Tiara." Kata Agni.
"Udahlah." Jawab
Randi singkat.
"Kak jangan marah ya?
Aku nggak ada maksud apa apa kok." Kata Agni.
"Agni cukup! Aku
risih sama kamu." Betak Randi
"Maaf kak" Kata Agni lirih. Hati Agni bagai tersambar petir.
Matanya mulai penuh dengan air mata namun dia tetap berusaha menahannya agar
tidak keluar dari matanya.
"Iya, tapi nggak gini
caranya. Kaya anak kecil tau nggak? Aku udah pusing mikir mau kuliah dmana. Dan sekarang ditambah sama masalah nggak penting
kaya gini, bikin kepala tambah pusing." Jelas Randi panjang lebar.
"Maaf kak." Agni menangis
Tiba tiba Tiara datang.
"Randi, kamu apain Agni? Tanya Tiara
"Nggak kok kak. Aku ke kelas dulu ya?" Kata Agni sambil mengusap
airmatanya.
Agni pun pergi.
"Gila kamu Ran!" Tiara marah
"Apa lagi?"
Tanya Randi.
"Tuh cewek suka sama
kamu." Kata Tiara.
"Udah tau, tapi dia
tuh over, Ra." Kata Randi
"Dia tuh gak over,
tapi dia itu perhatian sama kamu. Jarang ada cewek care banget sama cowok yang
dia suka. Harusnya kamu bersyukur di sukai sama tuh cewek." Jelas Tiara panjang. "Ra,
aku pengen fokus sekolah. Kamu tau kan aku belum dapet kampus?" Kata Randi.
"Kamu tuh munafik nek
bilang gak butuh dia. Iya aku tau kamu belum dapet kampus. Tapi setidaknya kamu
hargain dia, Ran" Kata Tiara.
"Dia ngira kita ada
hubungan" Kata Randi menyerah.
"Haha, aku udah tau
dari awal." Kata Tiara.
Akhirnya
mereka berbicara panjang lebar tentang cita dan cinta. Dua hal yang tidak dapat
dipisahkan namun juga tidak dapat disatukan. Cita, cita yang harus diraih dan
diperjuangkan untuk masa yang akan datang. Dan cinta, suatu hal yang mungkin
tak semua orang bisa merasakannya. Cinta yang tak terlihat namun dapat
mematikan. Mematikan sebuah hati yang telah jatuh dan tersakiti.
Keesokannharinya,
Randi mengikuti ujian tertulis masuk perguruan tinggi negri.
Namun saat pengumuman tes Randi kecewa lagi. Randi
tidak diterima. Dan kali ini randi benar benar kecewa. Dia sudah tidak punya
pilihan lain selain masuk perguruan tinggi swasta pilihan ayahnya.
Hari itu Randi kesekolah untuk
meminta nasihat dari Tiara dan guru BK di sekolahnya. Saat Randi ingin memasuki ruang BK dia berpapasan dengan Agni dan Fara. Namun Agni hanya diam. Tak
seperti biasanya yang dengan ceria selalu menyapa Randi. Randi kehilangan
senyum ceria itu. Senyum ceria dari cewek yang selalu mengganggu hidupnya.
Bukan, bukan mengganggu tapi tepatnya memberi perhatian lebih kepada Randi. Agni berlalu begitu
saja tanpa menghiraukan adanya Randi dan Randi masuk kedalam ruang BK. Agni memegang erat
tangan Fara dan seketika itu juga Agni menenets kan air
matanya.
"Loh, Agni kenapa?"tanya Fara.
Namun Agni hanya diam dan tetap
menangis.
"Sini sini duduk
dulu. Cerita sama aku." Kata Fara sambil mengajak Agni duduk.
"Aku nggak bisa
lupain kak Randi, Ra." Kata Agni dalam isaknya.
"Udahlah Agni, lupain kejadian yang
kemaren. Mungkin kak Randi lagi pusing beneran.
Kamu tenang aja, nek besok udah agak baikan baru kamu tegur sapa lagi."
Jelas Fara.
"Tapi gimana kalau
dia bener bener marah sama aku?" Tanya Agni
"Enggak. Yakin sama
aku. Kamu juga harus maklum sama kak Randi. Sekarang aja dia
nggak diterima lagi di perguruan tingi negeri. Harusnya kamu kasih
semangat ke dia." Kata Fara.
///////
Randi tidak putus asa. Hari ini Randi
belajar untuk persiapan menghadapi ujian masuk perguruan tinggi swasta pilihan
ayahnya. Kali ini Randi ditemani Tiara. Sebenarnya Randi bukanlah orang yang
bodoh tapi mungkin dewi fortuna belum memihak kepadanya. Walaupun Randi sudah
tidak dapat masuk perguruan tinggi negeri dia tidak menyerah, dia tetap
semangat untuk meraih citanya. Meskipun masih ada secerca rasa kecewa didalam
hatinya. Saat Randi sibuk belajar, tiba tiba kring kring. Hp Randi berbunyi.
From : Agni
Keep fighthing ya kak Randi. Semoga sukses.
:)
Randi
terdiam
“Dari
siapa Ran?” Tanya Tiara.
“Agni,
Ra.” Jawab Randi datar.
“What??”
Tiara merebut hp yang dipegang Randi.
“Gila.
Sikat aja Ran!” Seru Tiara.
“Hah?”
Randi terkejut.
“Nih
cewek beneran tulus sama kamu. Buktinya dia masih care sama kamu walaupun
kemaren dia udah kamu buat nangis.” Kata Tiara.
“Terus
aku harus gimana?” tanya Randi
Akhirnya
Tiara menceramahi randi panjang lebar.
Keesokan harinya Randi mengikuti tes
untuk masuk perguruan tinggi. Randi mengikuti ujian dengan khusyuk dan tenang.
Randi sangat optimis dia dapat masuk perguruan tinggi swasta pilihan ayahnya.
Dan hari pengumuman pun tiba, begitu bahagianya randi melihat namanya tercantum
dalam daftar nama siswa yang diterima di perguruan tinggi UAD jurusan
pendidikan matematika. Randi merayakan keberhasilannya bersama tiara dengan
makan bersama.
“Hahaha,
conratulate bro.” Kata Tiara.
“Thanks”
Kata Randi.
“Btw,
gimana Agni?” Tanya Tiara.
“Masih
gini gini aja, Ra.” Jawab Randi
“Buruan
sms dia?” Perintah Tiara.
“Buat
apa? Ngapain?” Tanya Randi.
“Ajak
ketemu. Kamu minta maaf sama dia.” Kata Tiara.
“Kok
jadi aku sih? Kata Randi.
Tiba
tiba kring kring hp randi berbunyi tanda sms masuk. Randi membuka hp nya dan
ternyata dari Agni.
From : Agni
Conratulasion ya kak. Aku ikut seneng J semoga sukses.
“Tuh
kan dia lagi. Sadar dong Ran, sadar! Dia itu tulus sama kamu. Buruan bales.”
Sambar Tiara.
“Iya
iya.” Jawab Randi. Randi mengetik sms untuk Agni.
From : Randi
Iya makasih Agni. Sukses juga buat kamu.
Randi
menekan tombol sent. Setelah beberapa
lama Agni tidak membalas pesan dari randi. Mungkin Agni sudah lelah dengan apa
yang telah terjadi semua ini. Randi berharap harap cemas menunggu balasan Agni.
Tak terasa randi masuk dalam belenggu cinta Agni yang rumit.
“Gimana?”
Tanya Tiara.
“Nggak
dibales.” Jawab Randi lemah.
“Mana
hape kamu? Tak smsin.” Kata Tiara. Tiara pun megirim sms pada Agni.
From : Randi
Agni ayo keluar, aku pengen ngomong sesuatu.
Mungkin
di ujung jauh disana Agni sedang bergetar hatinya. Tak lama kemudian Agni
membalas sms dari Randi.
From : Agni
Kemana kak?
From : Randi
Cafe estaria, sekarang ya? Tak tunggu
From : Agni
Iya kak.
Randi
pamit pada Tiara dan langsung menuju tempat yang sudah dia sebutkan tadi.
Disana
Randi telah mendapati Agni duduk disalah satu tempat dan telah ada dua minuman
di depannya. Randi langsung menyapanya.
“Maaf
lama.” Sapa Randi.
“Nggak
apa kak.” Jawab Agni sambil menyunggingkan senyum gingsulnya.
“oya,
aku mau minta maaf soal kejadian yang kemaren kemaren. Yang selalu cuek, yang
selalu marahin kamu.” Kata Randi to the point.
“Haha.
Udah lupa kali kak sama kejadian itu.” Jawab Agni
Dada Randi bergetar. Randi bertaya tanya
apakah Agni telah berrubah hati ataukah Agni membencinya. Semua pertanyaan itu
ada dibenak Randi. Ya. Randi mungkin sudah mencapai cita yang dia dambakan
selama ini walaupun harus meraih cita di perguruan tinggi pilihan ayahnya. Tapi
kali ini randi gagal lagi, bukan dalam hal cita, tapi cinta. Mungkin Agni sudah
sudah lupa akan semuannya. Mungkin Agni sudah tidak akan mengganggu Randi
dengan sapaaan cerianya tiap pagi. Mungkin Agni telah sadar bahwa Randi hanya
menyampakkannya. Hanya agni yang tau.
UNSUR
INTRINSIK
1. Tema : percintaan
2. Tokoh dan penokohan
Tokoh
:
Ø Randi : cuek,
tidak mudah putus asa.
Ø Agni :
ceria, cengeng, tidak mudah putus asa
Ø Fara : baik
Ø Tiara : baik
Ø Pak marno : tegas
Penokohan
:
Ø Randi
Cuek
: Orang paling terkenal seantero sekolah karena kecuekannya.
Tidak mudah putus asa : Randi tidak putus asa.
Ø Agni
Ceria
: “Hai
kak Randi.” Sapa
Agni ceria
Cengeng
: Tak sadar Agni
meneteskan air matanya.
Tidak mudah putus asa : “Nih cewek beneran tulus sama kamu. Buktinya dia masih
care sama kamu walaupun kemaren dia udah kamu buat nangis.” Kata Tiara.
Ø Fara
Baik
: "Sini sini
duduk dulu. Cerita sama aku." Kata fara sambil mengajak agni duduk.
Ø Tiara
Baik
: Tiara menghibur Randi dan memegang tangan Randi.
Ø Pak Marno
Tegas : “Randi! Sekarang maju dan kerjakan latihan
4 dipapantulis.” Bentak Pak
Marno.
3. Latar
Ø
Waktu : hari itu, keesokkan harinya, sore itu, hari ini.
Ø
Tempat : ruang kelas, depan ruang BK, depan ruang kelas,
koridor sekolah, cafe estaria
Ø
Suasana : menegangkan, mengharukan, menggembirakan.
4. Sudut pandang : orang ketiga serba tau.
5. Alur : maju
6. Amanat : jangan pernah putus asa dalam meraih cita maupun
cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar