Perilaku Budaya Demokrasi
dalam Kehidupan Sehari-hari
Disusun
oleh :
1. Aryni Dwi Putri (02/XI
A 1)
2. Ria Aprilia Wati (05/XI A 1)
3. Ani Muthoharoh (08/XI A 1)
4. Husni Mubarok (18/XI A 1)
5. Novia Dwi Astuti (20/XI A 1)
6. Ussama (26/XI
A 1)
SMA N 1 JETIS
Tahun Pelajaran 2013/2014
Budaya demokrasi Pancasila merupakan
paham demokrasi yang berpedoman pada asas kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan yang ber-Ketuhanan Yang Maha
Esa, berperikemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia dan yang
bersama-sama menjiwai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Budaya
demokrasi Pancasila mengakui adanya sifat kodrat manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Demokrasi Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu
sebagai berikut :
1.
Menjunjung
tinggi persamaan
Budaya
demokrasi Pancasila mengajarkan bahwa setiap manusia memiliki persamaan harkat
dan derajat yang sama sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab
itu, dalam kehidupan sehari-hari hendaknya kita mampu berbuat dan bertindak untuk
menghargai orang lain sebagai wujud kesadaran diri mau menerima keberagaman di
dalam masyarakat. Menjunjung tinggi persamaan mengandung makna bahwa kita mau
berbagi dan terbuka menerima perbedaan pendapat, kritik, dan saran dari orang
lain.
2.
Menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban
Setiap
manusia menerima fitrah hak asasi dari Tuhan Ynag Maha Esa berupa hak hidup,
hak kebebasan, dan hak untuk
memilih sesuatu. Penerapan hak-hak tersebut bukanlah sesuatu yang mutlak tanpa
batas. Dalam kehidupan bermasyarakat, ada batas-batas yang harus dihormati
bersama berupa hak-hak yang dimiliki orang lain batasan norma yang berlaku dan
dipatuhi. Untuk itu, dalam upaya mewujudkan tatanan kehidupan sehari-hari yang
bertanggung jawab terhadap Tuhan, diri sendiri, dan orang lain, perlu
diwujudkan perilaku yang mampu menjaga keseimbangan antara hak dan kewajian
dengan sebaik-baiknya.
3.
Membudayakan
sikap bijak dan adil
Salah
satu perbuatan mulia yang dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari baik
kepada diri sendiri maupun kepada orang lain adalah mampu bersikap bijak dan adil.
Bijak dan adil dalam makna sederhana adalah perbuatan yang benar-benar
dilakukan dengan perhitungan, mawas diri, mau memahami apa yang dilakukan orang
lain dan proporsional (tidak berat sebelah). Masyarakat kita perlu
mengembangkan budaya
bijak dan adil dalam rangka mewujudkan kehidupan yang saling menghormati harkat
dan martabat orang lain, tidak diskriminatif,teruka, dan menjaga persatuan dan
keutuhan lingkungan masyarakat sekitar.
4.
Membiasakan
musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan
Pengambilan
keputusan melalui musyawarah mufakat merupakan salah satu nilai dasar budaya
bangsa Indonesia yang sejak lama telah dipraktikkan masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam musyawarah mufakat terkandung makna bahwa pada setiap
kesempatan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan diperlukan kesadaran
dan kearifan untuk memutuskan. Untuk itu sebelum suatu keputusan ditetapkan
selalu didahului dengan dialog dan mau mendengar dari berbagai pihak, juga
selalu diupayakan untuk memahami terlebih dahulu persoalan-persoalan yang ada.
Keputusan dengan musyawarah mufakat akan menghasilkan keputusan yang mampu
memuaskan banyak pihak, sehingga dapat terhindar dari berbagai konflik.
5.
Mengutamakan
persatuan dan kesatuan nasional
Dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sikap hidup untuk lebih
mengutamakan kepentingan orang lain / umum dari kepentingan pribadi sangat
penting untuk ditumbuhkan. Kesadaran setiap warga negara untuk mengutamakan
persatuan dan kesatuan merupakan wujud rasa cinta dan bangga terhadap bangsa
dan negara. Kita harus mau berpikir cerdas dan bekerja keras untuk kepentingan dan kemajuan bangsa
dan negara melalui berbagai bidang kehidupan yang dapat kita lakukan. Makna
penting dalam memahami sikap mengutamakan persatuan dan kesatuan adalah
bagaimana kita mampu berbuat tanpa pamrih untuk kepentingan bangsa dan negara,
betapa pun yang kita lakukan adalah hal-hal kecil dalam status dan profesi yang
kita miliki.
Selain itu perilaku budaya demokrasi
yang perlu dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut :
1.
Lingkungan
keluarga
a. Orang tua tidak memaksakan kehendak anak.
b. Anak harus menghormati dan menyayangi
orang tua.
c. Orang tua mau menerima kritik maupun
saran dari anggota keluarga yang lain.
d. Anak menerima nasihat orang tua.
e. Pembagian tugas dalam tumah tangga.
2.
Lingkungan
sekolah
a. Pemilihan ketua OSIS maupun ketua kelas
sehingga anak bisa belajar menggunakan hak pilihnya.
b. Penyusunan piket kelas melalui
musyawarah sehingga keputusan dapat diterima dan dilaksanakan bersama.
c. Pada saat kegiatan belajar mengajar guru
memberika kesempatan pada siswa untuk bertanya maupun menyampaikan pendapat
sehingga siswa belajar berpikir kritis, berani menyampaikan kritik, saran dan
pendapatnya secara benar dan bertanggung jawab.
d.
Bersedia bergaul dengan teman
sekolah tanpa membeda-bedakan cantik jeleknya seseorang.
e.
Menerima teman-teman yang berbeda
latar belakang budaya, ras dan agama.
3.
Lingkungan
masyarakat
a. Pemilihan pengurus RT atau RW. Dalam hal
ini warga memiliki hak yang sama untuk memilih dan dipilih.
b. Menyusun program pengembangan masyarakat
melalui musyawarah sehingga semua warga terlibat dan mengetahui sekaligus bisa
melaksanakan dengan baik.
c. Bersedia mengakui kesalahan yang telah diperbuatnya.
d. Kesediaan hidup bermasyarakat tanpa diskriminasi.
e. Menghormati pendapat orang lain.
f. Menyelesaikan masalah dengan musyawarah.
g. Bersama-sama menjaga kedamaian masyarakat.
h. Mengikuti kegiatan rembug desa.
i.
Mengikuti kegiatan kerja bakti.
4. Lingkungan kehidupan bernegara
a. Kesediaan para pemimpin untuk senantiasa mendengar dan
menghargai pendapat warganya.
b. Memiliki kejujuran dan integritas.
c. Menghargai hak hak kaum minoritas.
d. Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat.
e.
Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab pada publik
DARTAR
PUSTAKA
Jatmiko.H.N dan
A. Budi .S, “LKS PRIMA kelas XI semester 1”, Sidoarjo, Penerbit Adi Pusaka,
2012.
Budiyanto, M.M.,
“Buku Pelajaran PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Kelas XI”, Jakarta, Erlangga, 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar