LAPORAN PENELITIAN
CARA TANAM SKY PLANTER
Di susun oleh:
Nama : Fadhilah najibah
Kelas : XII IPA 1
No.absen : 17
SMA NEGERI 1 JETIS
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayahNya,
sehingga penelitian ini dapat penulis selesaikan. Walaupun hasilnya masih jauh
dari sempurna, namun sebagai awal pembelajaran sehingga bermanfaat bagi
penelitian selanjutnya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada
- Kepala sekolah SMA N 1 Jetis, Bapak Drs. Herman Priyana yang senantiasa mendukung terlaksananya penelitian ini
- Dra. Yati Utami P, M.Pd selaku guru biologi dan pembimbing penelitian ini, yang telah banyak memberikan arahan, nasihat dan ilmunya, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan
- Orang tua yang selalu membantu, mendukung dan memfasilitasi selama penelitian ini berlangsung
- Teman-teman XII Ipa 1 yang telah membantu dan mendukung penelitian ini.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Namun demikian, penelitian ini masih
perlu perbaikan. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan
dari pembaca, sehingga dapat menghasilkan penelitian yang lebih baik lagi untuk
kedepannya.
Bantul, Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak orang
yang ingin memiliki kebun atau taman sendiri. Tapi ada beberapa kendala, salah
satunya adalah tidak adanya lahan. Tidak adanya lahan disebabkan karena
beberapa faktor diantaranya, beralihfungsinya lahan perkebunan menjadi
pemukiman dan perkotaan.
Padahal
kesadaran akan pentingnya kebun atau taman telah disadari oleh masyarakat. Hal ini mendorong para ilmuan menciptakan
cara tanam baru, yang tidak memerlukan lahan yang luas.
Beberapa
cara tanam yang telah dikembang- kan antara lain, hidroponik, aeroponik, vertikultur dan sky planter. Sky
planter merupakan cara tanam baru
yang mengadaptasi dari pot dan tanaman gantung. Cara tanam ini menggunakan pot
yang diletakkan terbalik dan digantung. Sehingga cara tanam ini tidak
memerlukan lahan yang luas.
Cara
tanam ini telah dikembangkan dibeberapa negara
maju, tetapi sangat tidak umum diindonesia. Kedua hal inilah yang
mendorong peneliti melakukan penelitian ini. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan tanaman kacang panjang, karena tanaman ini dapat tumbuh merambat.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah pengaruh cara tanam sky planter terhadap pertumbuhan tanaman kacang panjang ?
2.
Manakah yang lebih sesuai untuk menanam kacang panjang cara tanam biasa
atau cara tanam sky planter ?
3. Apakah cara tanam sky planter dapat digunakan untuk menanam tanaman
dirumah?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengaruh cara tanam sky planter terhadap pertumbuhan tanaman kacang panjang.
2.
Untuk mengetahui cara tanam yang sesuai untuk menanam
kacang panjang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
Sky
planter merupakan sistem tanam cerdas yang mudah untuk dilakukan. Cara tanam
ini bisa digunakan hamper dimana saja. Cara tanam ini ditemukan oleeh Boskke.
Boskke adalah lembaga yang bertugas untuk melakukan evolusi dalam berkebun,
misalnya pada alat-alatnya.
Keuntungan
dari cara tanam ini adalah bisa mengurangi penguapan vertical, dapat menampung
air selama 2 minggu sehingga dapat memberikan nutrisi yang cukup bagi tanaman.
Cara tanam ini diharapkan bisa menjaga lingkungan.
Dalam
lebih dari satu decade, setengah lebih dari populasi manusia akan tinggal di
perkotaan yang padat penduduk. Dengan inovasi sky planter ini diharapkan bisa
meningkatkan kehidupan kota dengan terus menanam.
Dengan
cara tanam sky planter kita juga bisa mempercantik rumah dan bangunan, kita
bisa memiliki kebun atau taman sendiri dan yang pasti punya rumah yang sehat
karena memiliki banyak tanaman di rumah.
kacang
panjang adalah tanaman semusim (annual) yang bersifat merambat dan setengah
membelit. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran yang banyak dimanfaatkan
buahnya oleh para ibu rumah tangga maupun industry. Kacang panjang merupakan
salah satu komoditas sayuran penting,karena produk ini sangat dibutuhkan oleh
masyarakat.
Tanaman
kacang panjang mempunyai dua tipe pertumbuhan yaitu.
1.
Tipe membelit atau merambat
2.
Tipe tegak
Tanaman kacang panjang memiliki syarat
untuk bisa tumbuh sebagai berikut.
a.
Tanah
Kacang panjang dapat tumbuh dengan
baik ditanam di dataran tinggi, yaitu sekitar 1.500-2000 m di atas permukaan
laut. Jenis tanah yang cocok adalah regosol karena mempunyai tanah drainase
yang baik. tanah regosol hanya terdapat di daerah pegununga yang mempunyai
iklim sedang dengan curah hujan di atas 150 mm/tahun. tanah regosol biasanya
berwarna kelabu, cokelat, dan kuning. bertekstur pasir sampai berbutir tunggal
dan permeable. Derajat keasaman (pH) yang optimal untuk pertumbuhan kacang
panjang adalah 5,5-6
b.
Iklim
·
Suhu
suhu udara yang paling
baik untuk pertumbuhan kacang panjang adalah 20-250C. Pada suhu
kurang dari 200C tanaman ini tidak dapat melakukan proses
fotosintesis dengan baik, akibatnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat.
·
Curah hujan
Kcang panjang dapat tumbuh
dengan baik pada daerah dengan curah hujan 1500-2000 mm per tahun. Tanaman ini
paling baik ditanam pada akhir musim kemarau (menjelang musin hujan) atau akhir
musim hujan (menjelang musim kemarau). Pada saat peralihan, air hujan tidak
begitu banyak sehingga sangat cocok untuk fase pertumbuhan awal kacang panjang.
·
Cahaya
Cahaya matahari diperlukan
untuk proses fotosintesis. Umumnya kacang panjang membutuhkan cahaya matahari
yang banyak.
·
Kelembapan udara
Kelembapan udara yang
diperlukan kacang panjang sekitar 45-50%. Kelembapan ini agak sulit diukur,
tetapi dapat diperkirakan dari tingkat kesuburannya.
Tanaman kacang panjang termasuk tanaman semak, dengan
tinggi kurang lebih 2,5 m. Batang tanaman ini tegak, silindris, lunak, berwarna
dengan permukaan licin. Daunnya majemuk, lonjong, berseling, panjang 6-8 cm,
lebarn3-3,5 cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip, pertulangan
menyirip, tangkai silindris, panjang kurang lebih 4 cm dan berwarna hijau.
Bunga tanaman ini terdapat pada ketiak daun, majemuk,
tangkai silindris, panjag kurang lebih 12 cm, berwarna hijau keputih-putihan,
mahkota berbentuk kupu-kupu, berwarna putin keunguan, benang sari bertangkai,
kepala sari kuning. Buah tanaman ini berbentuk lonjong, berwarna hijau, panjang
sekitar 15-25 cm. Bijinya lonjong, pipih, berwarna coklat muda. Akarnya
tunggang berwrna cokelat muda (Hutapea et al, 1994).
Klasifikasi kacang panjang
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Vigna
Spesies : V. unguiculata
Budidaya kacang meliputi persiapan benih, pengolahan lahan,
penanaman, pemeliharaan, dan panen.
a.
persiapan benih
Benih kacang panjang harus yang baik,
yaitu berasal dari tanaman yang baik pula. benih yang baik memenuhi persyaratan
tertentu, antara lain mempunyai daya tumbuh minimal 80%, bentuknya utuh, warna
mengkilap, Kandungan air benih juga sangat menentukan terhadap daya simpan.
b.
pengolahan lahan
pengolahan lahan dilakukan dengan
membajak atau mencangkul. Untuk tanah yang keras mencangkulan dilakukan
sebanyak tiga kali, untuh tanah yag sudah gembur cukup dicangkul sekali saja.
Untul pemeliharaan tanah perlu dibuat bedengan. Untuk meningkatkan kesuburan
tanah dapat dilakukan pemupukan.
c.
penanaman
Kacang panjang ditanam dengan pola
pagar atau barisan karena penanamannya dilakukan dengan bedengan. Jarak yang
digunakan adalah 20X50 cm.Penentuan jarak tanam ini sangat penting untuk
diperhatikan karena berkaitan dengan ketersediaan nutrisi, cahaya unsur hara
dan lain-lain. Selanjutnya untuk membuat lubang tanam dengan cara ditugal. Agar
lubang tanam yang dibuat dapat lurus, sebelumnya diberi tanda terlebih dahulu
dengan bamboo. Kedalaman tugal 4-6 cm untuk tanah yng gembur, dan kedalaman 2-4
cm untuk jenis tanah liat,
d.
pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan meliputi
pemupukan, pengairan, pengguludan, pemasangan turus, pemangkasan, serta
pengendalian hama dan penyakit.
·
pemupukan
pemupukan
dimaksudkan untuk memberikan tambahan unsur hara bagi tanaman, karena hara yang
disediakan tanah tidak mrncukupi untuk pertumbuhan tanaman. Berkurangnya
ketersediaan hara daam tanah disebabkan adanya erosi, pencucian, evaporasi atau
diserap oleh tanaman lain, Pupuk yang diberika berupa pupuk organic dan pupuk
kimia.
·
Pengairan
Pengairan
dilakukan apabila penanaman dilakukan pada musim kemarau.
·
Guludan
peninggian
bedengan dilakukan pada saat taamn berumur lebih dari 20 hari dan dilakukan
pada saat musim hujan. Tujuan untuk memperbanyak akar, menguatkan tumbuhnya
tanaman dan memelihara struktur tanah.
·
Pemasangan turus
pemasangan
turus atau lanjaran dilakukan budidaya kacang tipe merambat. Turus atau
lanjaran dibuat dari bamboo. Setiap dua batang bamboo yang berhadapan diikat
menjadi satu bagian ujungnya, sehingga akan tampak lebih kokoh. Hal ini
dilakukan pada saat umur 2 minggu.
·
Pengendalian hama
Disemprot
dengan pestisida.
e.
Panen
Pemanenan dapat dilakukan pada saat
tanaman berumur 40-60 hari dan dengan ciri-ciri sebagai berikut:
-
Warna polong masih agak muda
-
Permukaan kulitnya agak kasar
-
Biji dalam polong belum menonjol
-
Polongnya belum berserat serta bila dipatahka akan
menimbulkan bunyi meletup
Pelaksanaan panen
dilakukan secara bertahap 2 atau 3 hari sekali. Hal ini dimaksudkan agar
diperoleh polong yang seragam dalam tingkat kemasakannya.
B. Hipotesis
Cara tanam sky planter ini
mempengaruhi pertumbuhan kacang panjang. Cara tanam ini bisa menjadi alternatif
bagi seseorang yang menginginkan kebun sendiri di rumah. Cara tanam ini juga
dapat menghemat lahan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Pada penelitian ini objek yang digunakan adalah tanaman
kacang panjang.
B. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 agustus sampai
dengan 8 oktober 2014.
C. Tempat Penelitian
Penelitian pertama dilaksanakan di SMA N 1 Jetis
sedangkan penelitian kedua dilaksanakan di rumah peneliti di Ponggok 1
Trimulyo, Jetis, Bantul.
D. Alat dan Bahan
Alat : gunting, obeng, kawat, catut, cutter dan sekop.
Bahan : botol air mineral bekas, pot, tanah, bibit dan
air.
E. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat
dan bahan.
2. Membuat alat,
menyiapkan botol plastik lalu dibersihkan.
3. Melubangi
bagian bawah botol selebar 4 cm.
4. Melubangi bagian
badan botol dengan obeng untuk lubang air dan untuk
memasukan
kawat.
5. Memasang kawat
pada botol untuk menggantung botol.
6. Memasukkan tanah
kedalam botol dan pot.
7. Menanam benih
kacang panjang.
8. Menyirami setiap
sore, kadang pagi.
9. Mengamati dan
mendata setiap satu minggu sekali.
F. Jadwal Penelitian
Jumat, 8 aguts‘14 : ACC judul.
Senin, 11 agust ‘14 : Membuat proposal.
Selasa, 12 agust ‘14 : Menyiapkan alat dan bahan.
Kamis, 14 agust ’14 : Membuat alat.
Sabtu, 16 agust ‘14 : Menanam.
Kamis, 21 agust ‘14 : mendata ke-1.
Rabu, 27 agust ‘14 : mendata ke-2.
Selasa, 2 sept ‘14 : mendatake- 3.
Senin, 2 sept ‘14 : Mendata ke-4,
Minggu,
14 sept ‘14 : Mendata ke-5.
Senin,
15 sept ‘14 : Mengganti tanaman A1 dan A2, karena mati.
Sabtu,
20 sept ‘14 : Mendata ke-6.
Jumat,
26 sept ‘14 : Mendata ke-7.
Kamis,
2 okt ‘14 : Mendata ke-8.
Rabu, 8
okt ‘15 : Mendata ke-9. dan memanen.
G. Identifikasi Variabel
Variabel bebas : Cara tanam.
Variabel terikat : Pertumbuhan tanaman kacang panjang.
Indikator pengukurannya jumlah
daun, muncul bunga dan muncul buah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel
Hasil Penelitian 1
Hari,
Tanggal
|
Kamis,
21 agustus 2014
|
Rabu,
27 agustus 2014
|
Selasa,
2 sept 2014
|
Senin,
8 sept 2014
|
Minggu,
14 september
|
||||||||||||||||
TANAMAN A
|
|||||||||||||||||||||
A1
|
A2
|
A3
|
A1
|
A2
|
A3
|
A1
|
A2
|
A3
|
A1
|
A2
|
A3
|
A1
|
A2
|
A3
|
|||||||
Jumlah daun
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
||||||
Muncul bunga
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||||||
Muncul buah
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||||||
TANAMAN B
|
|||||||||||||||||||||
B1
|
B2
|
B3
|
B1
|
B2
|
B3
|
B1
|
B2
|
B3
|
B1
|
B2
|
B3
|
B1
|
B2
|
B3
|
|||||||
Jumlah daun
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
5
|
5
|
5
|
8
|
8
|
5
|
8
|
11
|
11
|
||||||
Muncul bunga
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||||||
Muncul buah
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||||||
Hari,
Tanggal
|
Sabtu,
20 Sept 2014
|
Jumat,
26 Sept 2014
|
Kamis,
2 okto 2014
|
Rabu,
8 okto 2014
|
||||||||||||||||||||
TANAMAN A
|
||||||||||||||||||||||||
A1
|
A2
|
A3
|
A1
|
A2
|
A3
|
A1
|
A2
|
A3
|
A1
|
A2
|
A3
|
A1
|
A2
|
A3
|
||||||||||
Jumlah daun
|
8
|
8
|
8
|
8
|
8
|
8
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|||||||||
Muncul bunga
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|||||||||
Muncul buah
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|||||||||
TANAMAN B
|
||||||||||||||||||||||||
B1
|
B2
|
B3
|
B1
|
B2
|
B3
|
B1
|
B2
|
B3
|
B1
|
B2
|
B3
|
B1
|
B2
|
B3
|
||||||||||
Jumlah daun
|
11
|
11
|
11
|
11
|
14
|
14
|
14
|
14
|
14
|
14
|
17
|
17
|
-
|
-
|
-
|
|||||||||
Muncul bunga
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
1
|
-
|
1
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|||||||||
Muncul buah
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
2
|
-
|
2
|
2
|
-
|
-
|
-
|
|||||||||
B. Pembahasan
Berdasarkan data tabel diatas, pada baris yang
menunjukkan jumlah daun. Perlakuan B menunjukkan hasil yang lebih baik daripada
perlakuan A. Hal ini ditunjukkan pada minggu ke 9 tanaman B jumlah rata-rata 16
helai daun, sedangkan pada tanaman A jumlah rata-rata 8 helai daun. Pada awal
minggu pertama tanaman A maupun B sama-sama muncul rata-rata 2 helai daun. Pada
minggu ke 2 tanaman A dan tanaman B tidak mengalami menambahan daun. Pada
minggu ke 3 tanaman A dan tanaman B jumlah rata-rata 5 helai daun. Pada minggu
ke 4 tanaman A tidak mengalami pertumbuhan daun, tetapi pada tanaman B jumlah
rata-rata 7 helai daun. Pada minggu ke 5 tanaman A tidak mengalami pertambahan
daun, tanaman B jumlah rata-rata 10 helai daun. Pada minggu ke 6 tanaman A
jumlah rata-rata 8, sedangkan tanaman B jumlahl rata-rata 11 helai daun. Pada
minggu ke 7 tanaman A tidak mengalami bertambahan daun, sedangkan tanaman B
jumlah rata-rata 13 helai daun. Pada minggu ke 8 tanaman A tidak mengalami
pertambahan daun, tetapi pada tanaman B jumlah rata-rata 14 helai daun.
Berdasarkan
data tabel diatas, pada baris kedua yang menunjukkan muncul bunga Perlakuan B menunjukkan hasil yang lebih
baik. Hal ini dibuktikan pada tanaman A tidak muncul bunga, sedangkan pada
tanaman B muncul bunga pada minggu ke 7 dengan jumlah muncul bunga 1.
Berdasarkan
data tabel diatas, pada baris ketiga yang menujukkan muncul buah. Perlakuan B
menunjukkan hasil lebih baik. Hal ini dibuktikan pada tanaman A tidak
menghasilakan buah, sedangkan pada tanaman B menghasilkan buah pada minggu ke 8
dan 9.
Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, faktor yang pertama jumlah nutrisi yang
kurang. Kedua pada tanaman A waktu penggantungannya terlalu cepat, waktu
penggantungannya dilakukan saat tanaman masih berumur satu minggu, sehingga
struktur batangnya masih lunak. Tanaman ini tidak bisa bertahan terlalu lama
karena hal tersebut.
Untuk
itu peneliti melakukan penelitian ulang, dengan memperbaiki kesalahan pada
penelitian sebelumnya.
Tabel Hasil Pengamatan 2
Hari,
Tanggal
|
Senin,
20 okt 2014
|
Minggu,
26 okt 2014
|
Minggu,
2 nov 2014
|
Minggu,
9 nov 2014
|
Minggu,
16 nov 2014
|
||||||||||||||||
TANAMAN A
|
|||||||||||||||||||||
A1
|
A2
|
A1
|
A2
|
A1
|
A2
|
A1
|
A2
|
A1
|
A2
|
||||||||||||
Jumlah daun
|
2
|
2
|
2
|
2
|
5
|
5
|
8
|
5
|
11
|
11
|
|||||||||||
Muncul bunga
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|||||||||||
Muncul buah
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|||||||||||
TANAMAN B
|
|||||||||||||||||||||
B1
|
B2
|
B1
|
B2
|
B1
|
B2
|
B1
|
B2
|
B1
|
B2
|
||||||||||||
Jumlah daun
|
2
|
2
|
2
|
2
|
5
|
5
|
5
|
8
|
11
|
14
|
|||||||||||
Muncul bunga
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
-
|
|||||||||||
Muncul buah
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|||||||||||
Hari,
Tanggal
|
Minggu,
23 nov 2014
|
Minggu,
30 nov 2014
|
Minggu,
7 des 2014
|
||||||||||||||||||
TANAMAN A
|
|||||||||||||||||||||
A1
|
A2
|
A1
|
A2
|
A1
|
A2
|
||||||||||||||||
Jumlah daun
|
11
|
14
|
14
|
15
|
15
|
17
|
|||||||||||||||
Muncul bunga
|
-
|
1
|
-
|
-
|
-
|
1
|
|||||||||||||||
Muncul buah
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
-
|
|||||||||||||||
TANAMAN B
|
|||||||||||||||||||||
B1
|
B2
|
B1
|
B2
|
B1
|
B2
|
||||||||||||||||
Jumlah daun
|
14
|
15
|
15
|
17
|
15
|
17
|
|||||||||||||||
Muncul bunga
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
|||||||||||||||
Muncul buah
|
1
|
-
|
1
|
-
|
-
|
-
|
|||||||||||||||
Pembahasan
Berdasarkan
data tabel diatas, pada baris yang menunjukkan jumlah daun. Perlakuan A dan
perlakuan B menunjukkan hasl yang sama-sama baik. Hal ini ditunjukkan dengan
jumlah daun minggu ke 7 rata-rata 16 helai daun. Pada minggu ke 1 tanaman A dan
tanaman B sama-sama muncul 2 helai daun. Pada minggu ke 2 tanaman A dan tanaman
B tidak mengalami bertambahan daun. Pada minggu ke 3 tanaman A dan tanaman B
memiliki jumlah rata-rata yang sama yaitu 5 helai daun. Pada minggu ke 4
tanaman A dan tanaman B memiliki jumlah
rata-rata sama yaitu 6 helai daun, Pada
minggu ke 5 tanaman A jumlah rata-rata 11 helai daun sedangkan tanaman B jumlah
rata-rata 12 helai daun. Pada minggu ke 6 tanaman A memiliki jumlah rata-rata
12 helai daun, sedangkan pada tanaman B jumlah rata-rata daun 14 helai daun.
Pada minggu ke 7 tanaman A memiliki jumlah rata-rata 14 helai daun, sedangkan
tanaman B jumlah rata-rata 16 helai daun. Pada minggu ke 8 tanaman A memiliki
jumlah rata-rata 16 helai daun, dan tanaman B juga memiliki jumlah rata-rata
yang sama yaitu 16 helai daun.
Berdasarkan
data tabel diatas, pada baris yang menunjukkan muncul buah. Perlakuan A dan
perlakuan B sama-sama menghasilkan bunga, tetapi yang membedakan adalah waktu
munculnya. Pada tanaman B bungan muncul pada minggu ke 5 sedangkan pada tanaman
A bunga muncul pada minggu ke 6. Tetapi bunga kedua tanaman A lebih cepat
muncul, yaitu pada minggu ke 7.
Sedangkan pada tanaman B bunga kedua muncul pada minggu 8.
Berdasarkan
data tabel diatas, pada baris yang menunjukkan muncul buah. Perlakuan A dan
perlakuan B sama-sama menghasilkan buah, tetapi yang membedakan adalah waktu
munculnya. Pada tanaman A muncul buah pada Minggu ke 7 sedangkan tanaman B
muncul bunga pada minggu ke 6. Hal ini menunjukkan sebenarnya hanya berbeda
pada kecepatan tumbuhnya,
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1.
Cara tanam sky planter sangat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman kacang panjang. Pada
penelitian 1 cara tanam ini belum menunjukkan hasil yang baik, tetapi pada
percobaan 2 cara tanam ini menunjukkan hasil dan pengaruh yang cukup baik dibuktikan
dengan tanaman kacang panjang dapat tumbuh dan berbuah.
2.
Pada penelitian pertama cara tanam sky planter kurang
berhasil, tetapi pada penelitian kedua cara tanam ini tidak kalah baik dengan
cara tanam biasa.
3.
Berdasarkan hasil penelitian ini cara tanam ini bisa digunakan
untuk menanam tanaman yang jenisnya merambat.
Dan cara tanam ini bisa menjadi alternatif bagi para ibu rumah tangga yang menginginkan
rumahnya memiliki kebun sendiri tetapi tidak memakan banyak tempat.
DAFTAR PUSTAKA
Susila, A.D. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran.
Departemen Agronomi dan
Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB.
Bobihoe, Syafri edi julistia. Budidaya
Tanaman Kangkung. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Jambi:2010
LAMPIRAN
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN
PENELITIAN
1.
PEMBUATAN ALAT
2.
FOTO TANAMAN PENELITIAN 1
3.
FOTO TANAMAN PENELITIAN 2
4.
FOTO PRESENTASI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar